Friday, November 21, 2014

Novel: Lentera Putih

Pembaca yang budiman,
Pekan lalu saya kedatangan tamu, seorang guru di beberapa SMK Swasta. Atrianil, namanya. Sudah lebih dari 1/4 abad menjadi guru Honorer dan belum kunjung diangkat menjadi guru PNS. Menjelang peringatan Hari Guru Nasional 25 Nopember ini, saya tergerak untuk membantunya, bukan untuk mendapatkan NIP sebagai PNS, namun membantunya berjualan karya tulisnya sebuah Novel berjudul LENTERA PUTIH.


Novel Lentera Putih ini Dijual dalam format e-book.
Penulis: Atrianil Robinson
Tebal 207 Halaman 
Harga Rp. 63.000,- saja 
ISBN: 978-602-8986-09-0 

Hal apa yang meneguhkan niat saya untuk membantunya antara lain adalah:
  • Bukunya sudah pernah diterbitkan. (2011)
  • Kisah yang ditulisnya bagus, enak dibaca, lugas dan penuh nilai-nilai perjuangan.
  • Pada cetakan I, Penulis hanya kebagian royalti Rp. 580.000.- saja.
  • Penulis Lentera Putih ini memiliki VISI dan MISI yang jelas; "Ingin memperjuangkan Nasib para GURU HONORER di INDONESIA.
  • ..., dan segudang alasan lainnya.

Mari kita simak, sedikit uraian dan sejarah kenapa Novel ini ditulis? Yuk....

Zaman terus bergerak melengkapi sejarah. Pemerintah pun pindah tangan dari Orde Baru ke Orde Reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa. Peralihan dari zaman ke zaman tentu ada yang diharapkan, yaitu perbaikan di segala bidang, tak terkecuali bidang pendidikan.
Bicara pendidikan berhubungan erat dengan masalah kesejahteraan guru dan kualitas lulusan siswa. Semenjak Orde Reformasi bergulir guru PNS sudah menjadi anak emas Pemerintah. Sedangkan guru Swasta masih terpinggirkan. Padahal lebih 50% sekolah di Jakarta dan sekitarnya, adalah Sekolah Swasta kelas bawah. Siswanya adalah anak bangsa yang tidak diterima di Sekolah Negeri, karena terbentur masalah ekonomi dan nilai yang minim sekali.
Guru PNS adalah aset bangsa, guru Swasta juga aset bangsa. Kenapa guru Swasta tersisihkan secara ekonomi dan hukum? Siswa sekolah Negeri adalah anak bangsa, siswa sekolah Swasta juga anak bangsa. Kenapa siswa sekolah negeri dinomor 1 kan? Selama puluhan tahun pertanyaan itu bergentayangan di kepala saya, tapi tak kunjung dapat jawaban. Haruskah kami pasrah menerima semua ini? Nurani saya berkata, TIDAK!!!
Berbekal pengalaman saya selama menjadi Guru, timbul keinginan saya untuk meneerjemahkan keadaan ini dalam bentuk tulisan. Pertama saya ungkapkan dalam bentuk puisi, akhirnya berkembang dalam bentuk novel.
 Ide cerita bermula dari SMK Swasta elit (ekonomi sulit) di Jakarta yang siswanya berasal dari komplek DPR (Daerah Pinggiran Rel) dan sekitarnya. Mereka datang ke sekolah membawa “segudang masalah” dan “secercah harapan” – seiring serabut harapan yang dirajut oleh para gurunya, yang sebagian besar adalah guru Swasta honor. Guru yang tidak pernah ikhlas kehilangan harapan, walau selalu diterpa badai kehidupan.
Tahun berganti tahun. Serabut harapan tak kunjung terurai, namun tetap masih ada walau cahayanya sangat kecil. Karena cahaya itu mengakar pada Hati Nurani. Maka saya beri judul novel ini, “Lentera Putih” – cahaya kecil yang mengakar pada hati nurani.
Saya berharap novel sederhana ini, mendapat sambutan dari Pembaca, agar “cahaya kecil putih” ini bisa menjelma menjadi cahaya yang terang benderang. Cahaya yang dapat melabuhkan impian saya menjadi kenyataan.

Saya akhiri pengantar ini dengan sebuah puisi sederhana;
Rencana-ku dan rencana-Nya 
Aku berrencana untuk menjadi Guru PNS
Hidup sederhana, masa pensiun bahagia
Namun rencanaku tak seiring rencana-Nya
Dia lempar aku ke tempat yang gelap
Dia bekali aku cahaya kecil, cahaya putih
Cahaya yang menerangi jalanku, melewati ragu, bimbang dan ketakutan
Cahaya yang menerangi jiwaku, sehingga aku mampu merajut mimpi
Cahaya yang akan membawa mimpiku menjadi kenyataan
Aku yakin rencana-Nya, pastilah yang terbaik untuk ku
Pada saatnya SEMUA akan MENJADI INDAH.
Ehm..., bagaimana? Apakah anda tertarik untuk memiliki dan membaca kisah perjuangan bu Guru Atrianil Robinson ini?

NB:
Bukunya, saya password. Dapatkan hanya, dengan IDR 63K saja.